PACEMPAPUA.COM,- Pembangunan SDM (sumber daya manusia) berkualitas menjadi mutlak dilakukan menyongsong periode puncak bonus demografi. Bonus demografi Indonesia harus dapat dimanfaatkan untuk mengangkat perekonomian agar bisa keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah.
Hal ini disampaikan Staf Khusus Menko PMK Bidang Tata Kelola Organisasi Ravik Karsidi mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy dalam pidato kunci pada acara “The 1ST Pendagogika International Conference of Educational Innovation (PICEI) 2022” dan “Kongres V Ikatan Sarjana Administrasi dan Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMAPI)” yang diselenggarakan di Universitas Negeri Gorontalo, pada Kamis (15/9/2022).
“Membangun SDM yang berkualitas bukan pekerjaan yang ringan. Pembangunan SDM merupakan tanggung jawab kita bersama. Karena itu dibutuhkan peran serta setiap warga masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan,” ungkap Ravik Karsidi.
Ravik Karsidi menerangkan, pembangunan SDM pada dasarnya merupakan pembangunan manusia baik sebagai subyek (human capital), obyek (human resources), dan sebagai penikmat pembangunan yang mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak dalam kandungan hingga akhir hayat.
Ravik mengapresiasi terselengaranya konferensi dan kongres internasional ini. Menurutnya, penyelenggaraan konferensi dan kongres ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keunggulan mutu pendidikan khususnya melalui tenaga pendidik dalam rangka menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Dia meminta kegiatan kongres dan konferensi ini dapat merumuskan bersama-sama konsep-konsep desain pendidikan ke depan untuk direkomendasikan kepada Pemerintah yang dapat meningkatkan pembangunan manusia Indonesia.
Ravik menjelaskan, peningkatan mutu layanan pendidikan menjadi determinan penting dalam rangka meningkatkan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dia memaparkan pemerintah terus mendorong upaya percepatan pembangunan SDM berkualitas, utamanya melalui pendidikan.
“Pendidikan memiliki posisi strategis dalam program pembangunan manusia yang digambarkan dalam Human Capital Life Cycle. Pendidikan memiliki fungsi untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten dan berbudaya untuk kepentingan bangsa,” ungkapnya.
Ravik menerangkan, proses pendidikan harus mampu menghasilkan SDM yang produktif dan berdaya saing. Pemerintah juga menyediakan program pelatihan untuk mempersiapkan seseorang memasuki dunia kerja, meningkatkan kompetensi ataupun mendapatkan keterampilan baru.
Saat ini bangsa Indonesia menghadapi tantangan globalisasi dan kehadiran Revolusi Industri 4.0. Intrusi teknologi digital telah menerobos masuk jauh ke ranah pribadi, menghadirkan segala informasi yang tidak terbendung. Maka nilai-nilai budaya dan sosial masyarakat kita menjadi terancam.
“Harapan saya, kongres dan konferensi ini menjadi sebuah wahana untuk merumuskan konsep penyiapan SDM yang mampu menghadapi arus globalisasi tersebut. Semoga kegiatan ini menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang bernas bagi kemajuan pendidikan di tanah air yang kita cintai ini,” pungkasnya.
Selanjutnya, dalam kesempatan kunjungan kerja di Provinsi Gorontalo, Ravik juga memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Dalam kuliah umum itu dia meminta agar perguruan tinggi bisa menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan SDM Indonesia.(*)