JAYAPURA (PB.COM)—Keluarga Nahkoda Kapal Kelvin 02, Sugeng yang ditembak pihak Patroli Keamanan Laut Papua New Guinea (PNG) pada Senin, 22 Agustus 2022, mendapat santunan dari Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP.MH. Sugeng ditembak saat berlayar mencari ikan di Perairan Australia bersama sejumlah ABK lainnya.
Penyerahan santunan pada Rabu, 24 Agustus 2022 di rumah duka itu dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Muhammad Ridwan Rumasukun mewakili Gubernur Papua. Hadir menyaksikan, Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri (BPPKLN) Papua Suzana Wanggai serta pejabat pemda setempat.
Sekda Ridwan Rumasukun pada kesempatan itu secara langsung menyampaikan ucapan bela sungkawa yang mendalam atas nama Gubernur Papua dan seluruh warga di Bumi Cenderawasih. Ia berharap pihak keluarga dapat bersabar dalam menghadapi mjusibah ini.
“Bapak gubernur menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir dan menugaskan saya dan Kepala Badan Perbatasan menyerahkan santunan ini. Beliau meyampaikan turut berduka yang mendalam kepada keluarga,” kata Sekda Rumasukun saat menyerahkan santunan kepada istri korban, Nursam Siati.
“Ibu dan keluarga mohon sabar dan harus kuat karena ada anak-anak yang harus dinafkahi. Semoga kedepan menjadi anak yang berguna bagi keluarga juga bagi bangsa dan negara,” lanjut Rumasukun.
Selain memberikan santunan bagi keluarga korban, Gubernur Papua juga menyerahkan santunan bagi delapan ABK Kapal yang turut hadir di rumah duka. Santunan diserahkan Kepala BPPKLN Papua Suzana Wanggai.
Sementara Agus Forsiana, kakak ipar korban mewakili Nursam Siati, meminta keadilan dan mendorong pemerintahan daerah dan Pusat untuk menseriusi serta menuntaskan insiden tersebut.
“Kita minta pemerintah bisa menindaklanjuti kasus ini, karena berkaitan dengan masalah kemanusiaan. Memang di sisi lain kita mengaku salah, karena kita masuk wilayah perairan negara lain. Namun kita sayangkan ada nyawa yang hilang. Jadi, kita dari pihak keluarga minta agar ini diusut sesuai hukum yang berlaku supaya ada keadilan,” tegas Agus.
Dorong Pusat Layangkan Protes
Kepala BPPKLN Papua Suzana Wanggai mengatakan masih ada dua kapal yang kini dalam pencarian oleh pihak patroli laut Indonesia. Dua kapal yang sebelumnya berlayar bersama dengan Kapal Kelvin 02, diduga ditahan oleh pihak patroli perbatasan PNG untuk diproses secara hukum setempat karena melanggar batas wilayah laut.
“Saat ini pihak kementerian luar negeri sedang berkomunikasi dengan Pemerintah PNG untuk mengecek keadaan para awak kapal yang ditahan pihak keamanan PNG,” kata Suzana.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Papua mendorong Pemerintah Pusat segera mengeluarkan surat protes terkait insiden penembakan kapal ikan asal Merauke ini.
“Kami masih menunggu konfirmasi dan kejelasan dari pemerintah Papua Nugini terkait peristiwa ini. Memang kalau kita lihat seperti begini, nelayan kita juga salah karena mereka menangkap ikan sudah masuk di wilayah perairan Papua Nugini. Namun kita juga harus melihat kejadian penembakan ini tidak manusiawi. Mereka (tentara PNG—Red.) mendatangi kapal dan langsung memberondong dengan tembakan,” ujarnya.
Suzana menambahkan, meski terjadi peristiwa ini namun hubungan baik antara kedua negara Indonesia dan PNG harus tetap terjaga.
“Ke depan kita akan komunikasikan lagi dengan baik. Nanti ada forum-forum diskusi, dimana kita akan duduk bicara bersama terkait dengan bagaimana, kenapa sampai seperti ini. Tentu kita akan bersama membahasnya dengan Kementerian Luar Negeri,” tuturnya.
Di kesempatan itu, ia juga menjelaskan hingga saat ini, masih ada dua kapal nelayan asal Merauke yang belum diketahui keberadaannya.
“Kita serahkan sepenuhnya kepada perwakilan pemerintah kita di Papua Nugini dalam hal ini kedutaan besar RI di Port Moresby dan konsultan RI konsulat RI di Vanimo untuk terus komunikasi intens dengan otoritas terkait di Papua Nugini,” tegasnya.
Seperti diberitakan sejumlah media, kapan ikan Calvin 02 yang dinakhodai oleh Sugeng bersama 8 ABK ditembak oleh pihak Patroli Kemanan Laut PNG dengan No. Lambung 401. Ketika itu, Sugeng dan kawan-kawannya sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan di perairan pulau Turi PNG.
Akibat peristiwa ini, nakhoda kapal Sugeng tewas dengan luka tembak di bagian kepala. Sementara 8 ABK berhasil selamat, setelah menunjukkan jasad korban tewas kepada petugas patroli tentara PNG. (Gusty Masan Raya)